PERBEDAAN TINGKAT KEKASARAN HASIL BUBUTAN MEMANJANG BAHAN ST 60 DENGAN VARIASI KECEPATAN ASUTAN (FEEDING ) PADA MESIN BUBUT DLZ MERK KINWA

Abstract

Sampai saat ini dalam dunia perindustrian masih banyak yang menggunakan mesin bubut konvensional. Operator mesin bubut konvensional sebagai faktor penting kesuksesan suatu hasil pekerjaan, dituntut untuk menguasai segala aspek yang berkaitan pengerjaan mesin bubut konvensional tersebut. Akan tetapi masih banyak operator yang menghiraukan karena lebih mengutamakan waktu penyelesaian. Sering dijumpai kenyataan di lapangan bahwa operator mesin bubut konvensional tidak memperdulikan berapakah kriteria yang tepat dipakai dalam pengerjaan, seperti yang dipakai untuk benda kerja berbahan tertentu dengan diameter tertentu perlu menggunakan kecepatan asutannya berapa, hanya menggunakan prinsip kebiasaan yang sering diajarkan oleh para seniornya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat kekasaran hasil bubutan memanjang bahan ST 60 pada kecepatan asutan 0,074 mm/put, 0,15 mm/put dan 0,22 mm/put, (2) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kekasaran hasil bubutan memanjang bahan ST 60 pada kecepatan asutan 0,074 mm/put, 0,15 mm/put dan 0,22 mm/put. Dalam penelitian ini akan dilakukan percobaan sebanyak 15 kali dengan pengujian terhadap benda kerja ST 60 berdimensi p 85 mm ø 25 mm untuk mengetahui tingkat kekasaran hasil bubutan memanjang dengan menggunakan material potong/pahat HSS pada sudut normal 90°, sudut pemakanan 8° model V. Untuk kecepatan asutannya (feeding) digunakan variasi 0,074 mm/put, 0,15 mm/put dan 0,22 mm/put, kedalaman pemakanan (depth of cut) 0,5 mm dan kecepatan potongnya 38 m/menit serta kecepatan putaran mesin yaitu 490 rpm. Pengujian menggunakan mesin bubut jenis poros luncur, poros ulir atau sebutan DLZ ( Drehmanschine Leitspindel Zugspindel ) merk KINWA